Sabtu, 20 Juni 2009

Kasih Sayang Gratis

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan
ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak danmembacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang
kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku – GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu,
memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”.Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: “Telah Dibayar”



Baca Selengkapnya......

Jangan Kesal

Pada suatu hari aku telah memutuskan menyerah pada keputusanku; dan mau meninggalkan pekerjaanku, keluargaku, sanak saudaraku, hidup rohaniku, bahkan mau mati saja.
Maka aku pergi menyendiri ke hutan dan berdoa untuk yang terakhir kalinya. “O Tuhan!” aku menjerit, “dapatkah Engkau memberikan satu alasan yang tepat bagiku ‘mengapa aku mesti hidup?”
Tuhan menjawab, “Tengoklah sekelilingmu. Lihatlkah kamu, tumbuh-tumbuhan semak duri dan bambu?”
“Ya, Tuhan,” sahutku.
“Nah,” kata Tuhan, “Ketika Aku menanam biji-biji tumbuhan semak dan bambu, Aku memelihara mereka dengan baik. Aku menyinarinya dengan cahaya, menyirami dengan air. “Biji-biji semak tumbuh dengan cepat, berkembang subur dan memberi keindahan di ladang dengan bunganya. Tetapi biji bamboo belum tumbuh sama sekali. Namun Aku tidak PUTUS ASA sama sekali. “Tahun berikutnya tumbuhan semak makin tumbuh lebat, tetapi bamboo masih belum memunculkan tunasnya. Namun Aku tidak PUTUS ASA sama sekali. “Tahun ketiga pun, tunas bamboo masih belum kelihatan. Namun Aku tidak PUTUS ASA sama sekali. “Demikian juga dalam tahun keempat, Aku belum melihat apa-apa dari tanaman bambu itu dan Aku tidak PUTUS ASA sama sekali. “Akhirnya, pada tahun kelima, baru Aku melihat munculnya tunas-tunas kecil yang mau keluar dengan membuka tanah.”

Setelah berkata demikian, Tuhan berdiam sejenak. Aku pun membisu. Lalu Tuhan mulai berbicara lagi. “Tunas kecil-kecil pada saat itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan tumbuhan semak yang besar dan lebat. Tetapi sesudah enam bulan berikutnya, tunas bamboo yang kecil itu bertumbuh pesat dan berdiri tegak setinggi 30 meter. Nampaknya selama lima tahun biji bamboo yang Kutanam menguatkan akar-akarnya untuk dapat hidup lama dan sudah barang tentu Aku tidak akan memaksa ciptaanKu untuk mengahadapi tantangan di luar kemampuannya.”
Kemudian Tuhan berkata lagi kepadaku: “Tahukah kamu, anakKu, bahwa selama kamu bergulat dengan dirimu sendiri, dengan hidupmu, sebenarnya kamu bertumbuh dan mengembangkan akar hidupmu seperti batang bambu itu. Sebagaimana Aku tidak pernah berputus asa tentang pertumbuhan dan perkembangan bambu itu, demikian pula Aku tidak akan kecewa dan berputu asa tentang dirimu juga.
Maka janganlah membandingkan dirimu dengan orang lain. Tentu bambu itu mempunyai tujuan yang berbeda dengan semak. Demikian juga kamu dalam waktu di mana kamu akan bertumbuh tinggi.”
Kemudian aku bertanya kepada Tuhan, “Seberapa tinggi, Tuhan?” Dan Tuhan menjawab, “Berapa tinggi kemampuan bambu itu?” Aku menyahut, “Setinggi menurut kemampuannya.” “Benar,” kata Tuhan, “Jadi muliakanlah Aku setinggi kemampuanmu dengan pertumbuhan hidupmu.” Kemudian aku meninggalkan hutan dan kembali mengenang kejadian itu.

Saudaraku yang budiman, aku berharap semoga kata-kata Tuhan yang di atas membantu Anda untuk menyadari bahwa Tuhan tidak pernah kecewa atau berputus asa denganmu dan tidak akan mencobai Anda di luar kemampuan yang Anda miliki. Maka, JANGAN KESAL SATU HARI PUN DALAM HIDUPMU. Hari yang baik membawa kebahagiaan, Hari yang kurang baik memberi pengalaman Dan dua-duanya essensial untuk hidup kita.



Baca Selengkapnya......

Gembala Kambing

Suatu hari, Ceuceu seorang mahasiswa peternakan
berpapasan dengan seorang gembala dengan kambingnya.
Ceuceu bertanya dengan takjub,
Ceuceu : “Pak, boleh nanya nih?”
Gembala: “Boleh”

Ceuceu : “Kambing-kambing bapak sehat sekali, bapak
kasih makan apa?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : “Mmm yang hitam dulu deh……..”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, dia makannya rumput
basah”
Ceuceu : “Ooohh….kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”

Ceuceu : “Hmmm….kambing- kambing ini, kuat jalan
berapa kilo pak?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : “Mmm yang hitam dulu deh……..”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, 4 km sehari”
Ceuceu : “Ooohh….kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”

Si Ceuceu mulai gondok…… ..
Ceuceu : “Kambing ini, menghasilkan banyak bulu
pertahunnya ya, pak?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : (dengan kesalnya) “Yang hitam dulu deh….”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, banyak…… 10 kg/th”
Ceuceu: “Kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”
Si Ceuceu mulai kesal: “BAPAK INI KENAPA SIH SELALU
NGEBEDAIN KAMBING JADI 2,PADAHAL JAWABANNYA SAMA AJA
?!!!!!!!!!!? “
Gembala: “Oh, gini dik, soalnya yang hitam itu, punya
saya……”
Ceuceu : “Oh begitu pak, maafin saya kalo gitu,
habisnya saya emosi.
Kalo yang putih punya siapa, pak??”
Gembala: “Yang putih juga!!!!”



Baca Selengkapnya......

Wawancara dengan Tuhan

“Selamat pagi, ya Tuhanku,” aku berseru kepada Tuhan seraya mengetuk pintu dalam doa.
“Silakan masuk,” sambut Tuhan.
“Jadi kamu ingin mewawancari Aku?” lanjutNya.
“Kalau Tuhan ada waktu,” sahutku.
Sambil tersenyum Tuhan berkata:
“Aku lah pemilik waktu. Maka Aku ada cukup waktu untuk melakukan apa saja. Pertanyaan-pertanyaan apa yang hendak kauajukan kepadaKu?”
Lalu aku mulai bertanya:
“Apa yang paling mengejutkan Tuhan mengenai bangsa manusia?”
Tuhan menjawab:

“Yang paling mengherankan Aku mengenai bangsa manusia adalah mereka mudah bosan sebagai anak-anak dan mau cepat-cepat menjadi orang dewasa dan kemudian rindu menjadi anak-anak lagi. Mereka merusak kesehatannya dengan mengejar uang dan menghabiskan uang itu untuk pengobatan. Mereka terlalu cemas tentang masa depannya dan melalaikan masa kini sehingga mereka tidak dapat menikmati dengan baik masa sekarang maupun masa depannya. Mereka menjalankan hidup seolah-olah tidak akan mati, tetapi mati seakan-akan tidak pernah hidup.”

Setelah itu tangan Tuhan memegang tanganku, lalu kami berdiam sejenak.
Kemudian aku bertanya kepada Tuhan:
“Pelajaran apa saja yang pantas kami pelajari? Dan selaku Tuhan, Tuhan menghendaki apa yang harus dipelajari Bangsa Manusia?”

Tuhan menjawab:
“Mereka perlu belajar supaya apa yang paling utama dalam hidup, bukanlah apa yang mereka miliki, melainkan siapa yang mereka punya dalam hidupnya. Mereka harus belajar bahwa tidak baik untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain sebab semua orang akan diadili menurut nilai pribadinya, bukan sebagai kelompok perbandingannya. Mereka harus belajar bahwa orang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang punya secukupnya untuk kebutuhannya.”

“Mereka harus belajar bahwa waktu berapa menit saja perlu untuk menyakiti dan melukai hati orang yang mereka cintai padahal mungkin perlu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.”

“Mereka perlu belajar untuk memaafkan dan mengampuni bahwa sesungguhnya ada banyak orang yang amat mencintai mereka, namun saja tidak tahu bagaimana caranya untuk menyatakan itu dan mengekspresikan perasaannya.”

“Mereka perlu belajar bahwa meskipun uang dianggap bisa membeli segalanya, namun tidak dapat membeli kebahagiaan.”

“Mereka harus belajar bahwa teman yang baik adalah orang yang mengetahui semua termasuk kekurangan-kekurangan mereka, tetapi tetap menyukainya.”

“Akhirnya, mereka harus belajar bahwa tidak cukup mereka menerima pengampunan dari orang lain, melainkan mereka harus mengampuni diri sendiri.”

Setelah itu Tuhan berhenti berbicara, aku pun duduk diam sebentar di situ sambil menikmati saatnya. Lalu aku menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atas pertemuan yang indah itu dan juga atas segala berkat yang telah kuperoleh dari Tuhan.

Kemudian Tuhan berkata:
“Hambaku, kamu boleh datang untuk wawancara denga Aku kapan saja karena Aku tetap siap 24 jam. Tanya apa saja dan Aku akan menjawab. Hanya harus kauingat ini: Orang-orang akan melupakan apa yang kamu katakan atau apa yang kamu perbuat, tetapi mereka tidak akan melupakan apa yang kamu lakukan kepadanya untuk membahagiakan mereka.”

Setelah itu, aku pulang dengan bahagia.




Baca Selengkapnya......